Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

SERI REFLEKSI#8: TERIMAKASIH, 2020!

Tahun 2020 berakhir.  Pandemi belum usai. Satu pelajaran yang pasti dari pandemi: Setiap kemelekatan/ketergantungan yang berlebihan terhadap hal material dan non-material adalah ancaman terhadap kehidupan sejati.  Pertama, Mawas diri . Kata filosofis yang nampaknya lama tidak muncul di khazanah percakapan sehari-hari. Bermawas diri = lihat dan koreksi diri sendiri secara jernih dan jujur.  Kedua, Nilai-nilai utama untuk dijalankan di abad ini: COMPASSION, HOSPITALITY, OPERATIONAL EXCELLENCE, INNOVATION. Ketiga, An ultimate goal: Demystifying the so-called "lecturer". Tearing down its "walls" all over. Redefining it to be: comrade, mentor, brother/sister. Keempat, First step of intellectual humility : know your limits, know your expertise. Second step: Reach and cross your limits, expand your expertise. Kelima, LISTEN TO OTHERS, BUT DO NOT LOSE YOUR OWN VOICE.  Keenam, The power of keywords: Sumber pengetahuan (jurnal, buku, video ahli) sudah tersedia banyak di platf...

SERI REFLEKSI#7: SETIALAH PADA PROSES! UNTUK SEGALA SESUATU YANG DI BAWAH LANGIT, ADA MASANYA!

November 2020. Tak terasa akhir tahun menyapa. Terimakasih untuk Sang Pemelihara. Harapan untuk terwujudnya syalom bagi dunia terjaga senantiasa. Menjadi akademisi adalah jalan ninja :) Berikut ilham yang mencerahkanku di bulan November.  Pertama,  Every science begins as philosophy and ends as art . -Anonim- Kedua, Pola hubungan teori dan praktik: Evaluasi pengalamanmu dan/atau pengalaman orang lain (praktik) dengan menggunakan framework teori. Perkaya dan perbaharui teori berdasarkan pengalaman terbarumu dan/atau pengalaman terbaru orang lain. Periset adalah pendengar sejati. Empati.  Ketiga, Filosofi kewirausahaan sejati adalah menjadi garam dan terang untuk dunia : berdampak positif dan mencerahkan untuk banyak orang. Aura dan energi yang membawa transformasi akal budi.  Keempat, Tidak ada prinsip let it flow dalam ilmu manajemen strategik. Anda harus berencana, bertaktik, bermanuver, berimprovisasi sembari tetap menjaga ketulusan hati, empati, dan keberpihakan ...

SERI REFLEKSI#6: JADILAH AGEN KEADILAN, PERDAMAIAN, DAN KEUTUHAN CIPTAAN!

Ilham-ilham di bulan Oktober mengingatkanku untuk semakin meresapi dan menghadirkan nilai-nilai syalom di tengah dunia. Berpihak pada masyarakat adat. Berikut selengkapnya. Pertama, Passion berasal dari bahasa Latin, passio , yang berarti penderitaan. Kata patient (sabar; pasien) juga berakar dari kata ini. Jangan-jangan, menjalani passion itu adalah sebuah paradoks. Anda suka dan bergairah/berenergi menjalani tetapi sekaligus Anda harus siap menikmati penderitaan yang akan menyertainya. Kedua, Spiritualitas adalah tentang nilai-nilai kearifan apa yang anda pegang dan konsisten jalankan ketika menghadapi masalah dan tantangan. Oleh karena itu, pasangan spiritualitas adalah "badai", bukan "kasur empuk". Ketiga, Formal connections are artificial, not genuine. What matters most is non-work or personal connections. This type of connection is real and explain much about the power-relations or network of actors within an organization/institution. Keempat, The mind is n...

SERI REFLEKSI#5: FREKUENSI MELIHAT KACA SPION SEHARUSNYA TIDAK LEBIH BANYAK DARI MELIHAT KACA DEPAN

Ilham-ilham di bulan September 2020. Mereguk mata air kearifan. Berikut selengkapnya. Pertama, Jadilah akademisi yang disetir oleh data dan informasi yang valid dan reliabel (mampu memodelkan simulasi-simulasi strategis organisasi berbasis data; mampu mengembangkan turunan-turunan analisis data dalam penelitian) sekaligus memiliki kemampuan untuk memperkaya tulisan (metafora, elaborasi imajinatif, sastrawi). Kedua, Pengetahuan yang berakar dalam sistem sosio-kultural masyarakat adalah pengetahuan tacit. Pengetahuan eksplisit sudah dikelola secara mekanis (algoritma) oleh teknologi informasi. Ketiga , Selalulah berpikir idealis atau memetakan dan mengevaluasi sesuatu serta merancang bagaimana seharusnya sesuatu itu. Tetapi, dalam bertindak, selalu bertindak realistis. Tidak semua dapat diubah sekejap. Ada keadaan yang harus diterima dulu sebelum pelan-pelan diperbaiki dan ada yang bisa langsung diubah dengan cepat. Pisahkan kedua situasi ini! Keempat, Yang tua menyediakan pengalaman, ya...

SERI REFLEKSI#4: PELITA MENERANGI SEKITARNYA KETIKA DITEMPATKAN DI KAKI DIAN, BUKAN DI BAWAH GANTANG

Berikut adalah refleksiku selama bulan Agustus 2020. Semoga bermanfaat! Pertama,  Milikilah kemampuan metakognisi: mampu mengukur diri sendiri, mengoreksi diri sendiri, menahan diri, menempatkan diri, menertawakan diri sendiri, dan mengampuni diri sendiri. Kedua,  Berada di menara gading itu penting untuk proses refleksi dan rekoleksi. Setelah energi spiritual dan keilmuan terkumpul, berpetualanglah ke hutan, susuri padang pasir, mendaki gunung, dan berlayar mengarungi lautan (aksi). Refleksi dan aksi adalah dua siklus tak terpisahkan. Ketiga,  Berfilsafat membuat kita memiliki kepekaan-kepekaan baru. Selalu sediakan waktu melamun sambil menjauhkan gawai. Keempat, Kunci ketangguhan: selalu persiapkan berbagai skenario rencana termasuk skenario terburuk serta siapkan tindakan dan mitigasi risiko untuk setiap skenario. Selain itu, atur ekspektasi terhadap orang lain dengan baik. Berikan ekspektasi sesuai porsi, jangan berlebihan. Mengatur ekspektasi dengan baik adalah s...

Desain Baru Komisariat Seri#1

1.  Kelompok kader sebagai tulang punggung pengkaderan . Model ini memungkinkan proses pengkaderan bisa lebih terarah, berkesinambungan, dan terpersonalisasi (bisa secara detail mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan masing-masing anggota karena hanya terdiri dari 3-5 orang). PIKO (pemimpin kelompok) berperan sebagai pemateri dan penghubung dengan berbagai pemateri lain. Lihat di: https://www.hardofggmanik.my.id/2020/04/desain-proses-pembelajaran-kelompok.html 2.    Saatnya menerapkan struktur heterarki untuk memastikan ruang-ruang kreativitas dan inovasi terbuka lebar serta memastikan eksekusi program-program teknis arahan ASKUO dapat dicapai dengan lebih terukur dan keluarannya ( output) jelas .  Pengurus komisariat ramping dan bermodel struktur datar. Strukturnya adalah Ketua; Wakil Ketua; Sekretaris; Bendahara; Wakil Sekretaris Umum; Departemen Pers dan Litbang; Departemen Pendampingan Maper Baru; Departemen E-Learning , Bedah Buku, dan Diskusi Tematis; Departe...

Seri Refleksi#3: Mendirikan Rumah di atas Batu Karang, bukan di atas Pasir

Untaian kalimat-kalimat berikut adalah refleksi pada bulan Juli 2020. Pertama,  Keberpihakan intelektual adalah pada KEBENARAN, bukan pada orang-perorangan atau pihak-pihak tertentu.  Kedua, Kita harus memiliki kemampuan membaca dan membuat pola dalam menganalisis data dan menulis karya ilmiah. Mulailah melihat kata yang paling sering digunakan (kata kunci; kata simbol) dalam membaca paper atau menggunakan peta pikir.  Ketiga,  Listen to science! Use data, insights, and logic! Apply empathy! Act with compassion! Keempat, Untuk keIndonesiaan, aku mengikuti Soekarno, Hatta, dan Gus Dur. Kelima,  Penting untuk membedah anatomi dari suatu peristiwa/fenomena, bedakan mana yang variabel foci, mana moderasi/mediasi. Pembedaan ini berfungsi untuk memisahkan mana inti peristiwa, mana bumbu-bumbu dramatis. Foci adalah titik acuan suatu peristiwa bermula. Keenam, Ada dua penyakit kita: suka OVER-CLAIM (sindrom pahlawan) dan OVER-RATE (sindrom penjilat). Hindari! Ketujuh, N...

Seri Refleksi#2 di masa Pandemi Covid-19: Tenggelam dalam Gelombang atau Menjadi Pelaut yang Tangkas?

Untaian kalimat-kalimat berikut adalah ilham selama bulan Maret-Juni 2020.  Pertama, Selalulah bersikap realistis terhadap siapapun. Kurangi membuat narasi-narasi dramatis kepahlawanan. Semua manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Dekonstruksi saja label-label "suci", "pahlawan", dan lain-lain. Tempatkan realitas pada porsinya. Bersihkan citra-citra dan bedak-bedak kamuflase! Kedua,  Tujuan belajar setidaknya ada dua: 1) Anda semakin tahu bahwa anda tidak tahu; 2) Anda makin kritis terhadap apapun dan siapapun. Ketiga,  Agama dan spiritualitas berbeda. Agama membawa kita berenang dalam akuarium, spiritualitas membawa kita berenang di samudera raya. Keeempat, Spiritualitasku tidak dibangun oleh khotbah-khotbah yang asal-asalan atau tidak insightful . Energi rohaniku diisi ulang dan perenunganku makin mendalam ketika bernyanyi dan bermusik gerejawi. Yesus Tuhan aku alami  via bernyanyi dan bermusik, Yesus Anak Manusia  aku dalami via Filsafat, Manajemen...

Desain Proses Pembelajaran Kelompok Kader di GMKI Komisariat

Gambar

Seri Refleksi#1: Dua Tahun Perjalanan S2 di Magister Sains Manajemen FEB UGM

Untaian kalimat-kalimat berikut adalah hasil perenungan selama menjalani petualangan kuliah di MD FEB UGM dari 18 Januari 2018-17 Februari 2020. Kebanyakan kalimat-kalimat berikut adalah rumusan pribadi tetapi ada juga yang mengutip dari tokoh-tokoh terkenal. Semoga berkenan membacanya ya para kamerad. Ini adalah seri pertama dari tulisan-tulisan hasil refleksi per bulan ke depannya. Pertama, Regarding management “ideology”, my stance is similar with Hofstede (all articles), Whetten (1989), Nonaka and Takeuchi (1995) namely contextualization of management based on culture (anthropology of management) /against universalism and with Singh & Lumsden (1990) namely organizational ecology perspective (each organizational growth phase has its own characteristic and treatment) Concerning social capital view, my foundation is Woolcock and Narayan’s work (2000) namely advocating the combination between bonding and bridging social capital. Regarding ethnic entrepreneurship, I am in lin...