Seri Refleksi#2 di masa Pandemi Covid-19: Tenggelam dalam Gelombang atau Menjadi Pelaut yang Tangkas?
Untaian kalimat-kalimat berikut adalah ilham selama bulan Maret-Juni 2020.
Pertama,
Selalulah bersikap realistis terhadap siapapun. Kurangi membuat narasi-narasi dramatis kepahlawanan. Semua manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Dekonstruksi saja label-label "suci", "pahlawan", dan lain-lain. Tempatkan realitas pada porsinya. Bersihkan citra-citra dan bedak-bedak kamuflase!
Kedua,
Tujuan belajar setidaknya ada dua: 1) Anda semakin tahu bahwa anda tidak tahu; 2) Anda makin kritis terhadap apapun dan siapapun.
Ketiga,
Agama dan spiritualitas berbeda. Agama membawa kita berenang dalam akuarium, spiritualitas membawa kita berenang di samudera raya.
Keeempat,
Spiritualitasku tidak dibangun oleh khotbah-khotbah yang asal-asalan atau tidak insightful. Energi rohaniku diisi ulang dan perenunganku makin mendalam ketika bernyanyi dan bermusik gerejawi. Yesus Tuhan aku alami via bernyanyi dan bermusik, Yesus Anak Manusia aku dalami via Filsafat, Manajemen, Sejarah, Sosiologi, dan Antropologi.
Kelima,
Cara berpikir hitam-putih tidak relevan menjelaskan semua fenomena. Perspektif lain yang bisa menjelaskan adalah perspektif paradoks (Yin-Yang), contradictory elements yet interrelated. Unsur-unsur berbeda saling berhubungan tetapi tidak saling mengikat. Saling berbenturan tetapi tidak saling melenyapkan, dan saling mengelompok tetapi tidak saling melebur.
Keenam,
Model pendidikan keluarga yang seharusnya dilakukan adalah membangun budaya membaca, mengajarkan teknik pemecahan masalah sejak dini pada anak, dan membangun budaya berpikir kritis pada anak dengan selalu membiasakan bertanya, "Mengapa? Kok bisa begitu?" (deep discussion).
Ketujuh,
Aku sangat bersyukur mempelajari Manajemen Strategik dan Manajemen Pengetahuan serta menjadikan keduanya sebagai minatku. Manajemen Strategik membuatku memahami "hutan" atau sudut pandang helikopter, Manajemen Pengetahuan membuatku memahami "akar pohon" atau bahan bakar penggerak semuanya. Kedua ilmu ini adalah silver bullet untuk peranku sebagai intelektual publik.
Komentar
Posting Komentar