Postingan

SERI REFLEKSI APRIL-JUNI 2023

Horas! Aku belajar dan merefleksikan banyak makna baru dalam studi PhDku, terutama tentang topik kearifan dalam organisasi, studi manajemen kritis, kearifan adat, dan keberlanjutan ekologis. Belajar menikmati kesendirian (bukan kesepian) dalam berpikir dan menulis selama studi PhD. Belajar juga menulis di media populer untuk menyebarkan gagasan. Pertama, Kata pembimbing S3ku, menulis itu lebih baik to the point, simple, dan stupid ( mengasumsikan pembaca tidak tahu topik apa yang kita diskusikan). Menulis dari sudut pandang pembaca akan memudahkan mengomunikasikan gagasan. Kedua, Kerja intelektual itu mungkin seperti berada dalam roller coaster . Satu waktu kita berteriak eureka! ketika berhasil memperoleh ilham dan mengembangkan ide. Kita bahagia. Satu waktu lagi ide kita itu diuji atau didekonstruksi sehingga kita merasa tidak nyaman. Tegangan antara stabilitas dan perubahan inilah yang membuat kita hidup. Ketiga Dalam menjalani kehidupan akademik dan publik, perubahan dapat terjadi ...

SERI REFLEKSI JANUARI-MARET 2023

Kembali muncul lagi setelah sekian lama. Catatan-catatan berikut dikumpulkan melalui perenungan-perenungan dan beberapa lainnya adalah kutipan-kutipan dari beberapa figur yang relevan untuk menjadi pegangan untuk saya.  Pertama, Ilmiah artinya sudah diuji berkali-kali oleh ahli-ahli dan terbukti di lapangan. Pengetahuan adat juga ilmiah teruji beratus tahun juga, bermanfaat secara lokal. Tidak harusnya dianggap primitif.   Kedua, Quote dari Budiman Sudjatmiko: Manusia politik setidaknya ada 5 indikator: 1) Mencintai ide (produksi ide: diskusi, baca, tulis); 2) Mencintai rakyat (yang termarjinalkan); 3) Punya tradisi berorganisasi sejak muda; 4) Punya kehendak berkuasa; 5) Punya kemampuan retorika. Pemimpin harus belajar intensif tentang sejarah dan geopolitik. Sejarah tentang waktu, geopolitik tentang ruang. Pemimpin harus paham dua-duanya. Ketiga, Kemapanan itu ilusi. Tidak ada yang deterministik dan mapan. Hari-hari kita adalah pertarungan. Pertarungan wacana, ide, dan nilai...

SERI REFLEKSI 1/2022: MARI MENJEJAK BUMI!

Aku menulis kembali setelah lama vakum. Berbulan-bulan mencoba menyadari bahwa hidup refleksi-aksi tidak diperoleh sekadar di depan meja saja, tetapi harus banyak mengalami benturan dan ketegangan kreatif, di tubuh fisik, di pikiran, di jiwa, di roh, di lapangan. Pertama, Penting sekali untuk mendorong para mahasiswa agar menjadi teman diskusi kritis untuk siapapun termasuk dengan dosen. Mereka harus menjadi generasi dialogis kritis, bukan generasi monolog. Kedua, Arahkan kemarahanmu dan kekritisanmu terutama pada orang yang punya kuasa (kuasa karena pengetahuan, hierarki, jabatan, uang, dll).  Ketiga, Kolonialisme modern: buat generasi mudanya menjadi ahistoris dan tidak terhubung dengan ajaran leluhurnya sendiri. Mereka akan mencari jalan penyelesaian masalah yang tidak relevan dengan DNA sosiokulturalnya sendiri. Keempat, Tuhan mewujud dalam hutan heterokultur, demokrasi ekonomi dan koperasi, mata air jernih, sungai-danau-laut jernih, udara yang bersih, (silahkan ditambah)... Ke...

SERI REFLEKSI #8/2021: KARENA CINTA SANG SAHABAT LEBIH DARI CUKUP!

Agustus berlalu. Poin kuat renungan bulan ini berkisar tentang hal eksistensial dan kehormatan hakiki. Selamat merenung! Pertama,  Yang dibutuhkan oleh anak muda utamanya bukan penceramah yang berbusa-busa. Yang dibutuhkan adalah mentor-sahabat yang sabar menemani proses belajar mereka, tidak feodal, dan percaya bahwa setiap masa ada orangnya, dan setiap orang ada masanya.  Kedua, Tidak ada mahasiswa yang "kosong" atau "bodoh". Mereka sudah punya pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman. Tugas kita adalah berdialog secara kritis dengan mereka untuk memastikan mereka punya dasar yang kuat atas pilihan-pilihan hidupnya dan sadar konsekuensi atas tiap pilihannya. Selain itu, yang kita butuhkan dari mereka adalah kemauan, bukan kemampuan. Asal mereka mau dididik, maka akan dimampukan . Ketiga, Kehormatan, otentisitas, dan integritas setidaknya berada dalam hal berikut: Jangan jadi penjilat! Jangan hobi cari muka! Jangan suka cari aman atau cari selamat! Keempat,  Mari...

SERI REFLEKSI #7/2021: UNIVERSITAS MAGISTRORUM ET SCHOLARIUM!

Bulan Juli 2021 selesai. Renungan bulan ini masih tentang kemerdekaan berpikir  dan bersuara dalam dunia pendidikan. Selamat merenung dan memasuki bulan Agustus! Pertama,  Kutipan dari akun Twitter @ProfFeynman: Love your self. But also analyze and be critical of how you think, act, & behave . Self-love without self-awareness is useless. Be accountable.  Kedua, Best practice  yang diserap dari berbagi organisasi/institusi lain seharusnya dibuat menjadi best fit . Dengan kata lain, harus ada kontekstualisasi. Ketiga, Reading is about collecting the dots. Writing is about connecting the dots and shaping a meaningful picture. Keempat, Orang yang otentik itu tahu kapan harus setuju dan tidak setuju dengan pendapat kebanyakan orang. Hidupnya digerakkan oleh nilai-nilai/prinsip luhur, nurani yang bersih, dan pengetahuan yang valid dan reliabel ; bukan didorong oleh tekanan sosial untuk selalu setuju. Kelima, Kecuali kita ingin menganalisis psikologi personal, m...

SERI REFLEKSI #6/2021: KARENA KEBENARAN ITU MEMERDEKAKANMU!

Apa sebenarnya arti sejati dari "Kampus Merdeka"? Apakah hanya sekadar kemerdekaan tempat belajar? Bagaimana dengan kemerdekaan berpikir dan bersuara kritis terhadap kekuasaan? Perenungan bulan Mei ini banyak berkisar di pertanyaan ini. Pertama, Salah satu cara krusial untuk menjadi orang objektif: Hindari ketergantungan emosional dan ketergantungan intelektual! Jangan pernah mengkultuskan seseorang/kelompok tertentu! Semua ada sisi terang, gelap, dan abu-abu selama masih hidup di dunia ini. Kedua, Kutipan dari akun @anthilemoon di Twitter: Bounded learning is: - Curriculum-based - Shaped by institutions - Focus on a final outcome Unbounded learning is: - Curiosity-driven - Shaped by students - Focused on the journey We live in the best era for unbounded learning, let's embrace it.  Ketiga, Orang yang arif itu mengetahui kerapuhannya. Mengetahui batasan-batasannya. Tahu diri. Keempat , Refleksi yang disarikan dari streaming khotbah Pdt. Daniel K. Listijabudi (Dosen Fakult...

SERI REFLEKSI #5/2021: WHAT DOESN'T KILL YOU MAKES YOU STRONGER (NIETZSCHE)

Bulan ini terlewati. Ucapan Nietzsche sangat mengemuka bulan ini: "What doesn't kill you makes you stronger". :) Pertama, Definisi inovasi jangan direduksi hanya tentang inovasi PRODUK saja atau sesuatu yang berwujud saja. Tipe inovasi ada banyak yang tidak kalah penting, seperti inovasi PROSES, LAYANAN, PARADIGMA, serta inovasi MODEL BISNIS.  Kedua, Salah satu cara melatih mahasiswa berpikir kritis? Melatih mereka menguasai seni bertanya, salah satunya dengan metode Socratic Questioning .  Ketiga, Jangan pernah salahkan seseorang untuk kesalahan yang baru pertama kali dibuatnya. Berikan mentoring and coaching padanya dengan telaten. Tegur keraslah dia hanya ketika mengulang kesalahan yang sama walaupun sudah diberikan mentoring  dan coaching  karena dia tidak belajar menjadi manusia pembelajar.  Keempat,  Apa yang membuat analisis dan tindakan orang per orang berbeda walau diberikan informasi yang sama? Karena tiap orang punya cara pandang dunia yang berb...