SERI REFLEKSI 1/2022: MARI MENJEJAK BUMI!




Aku menulis kembali setelah lama vakum. Berbulan-bulan mencoba menyadari bahwa hidup refleksi-aksi tidak diperoleh sekadar di depan meja saja, tetapi harus banyak mengalami benturan dan ketegangan kreatif, di tubuh fisik, di pikiran, di jiwa, di roh, di lapangan.

Pertama,

Penting sekali untuk mendorong para mahasiswa agar menjadi teman diskusi kritis untuk siapapun termasuk dengan dosen. Mereka harus menjadi generasi dialogis kritis, bukan generasi monolog.

Kedua,

Arahkan kemarahanmu dan kekritisanmu terutama pada orang yang punya kuasa (kuasa karena pengetahuan, hierarki, jabatan, uang, dll). 

Ketiga,

Kolonialisme modern: buat generasi mudanya menjadi ahistoris dan tidak terhubung dengan ajaran leluhurnya sendiri. Mereka akan mencari jalan penyelesaian masalah yang tidak relevan dengan DNA sosiokulturalnya sendiri.

Keempat,

Tuhan mewujud dalam hutan heterokultur, demokrasi ekonomi dan koperasi, mata air jernih, sungai-danau-laut jernih, udara yang bersih, (silahkan ditambah)...

Kelima,

Sepertinya, diskursus adalah peta pertarungan antar teks berpengaruh yang diproduksi oleh produsen-produsen pengetahuan yang berkuasa. Diskursus berarti bahwa kita harus membaca teks tidak hanya dari kontennya, tetapi juga dari ideologi, latar belakang, dan kepentingan dari produsen pengetahuannya. 

Keenam,

Pelajaran dari narasi Gita Wirjawan: Jangan langsung spesialis! Sebaiknya bermula dari generalis berakhir di late specialiser. Perluas dulu eksposur dengan berbagai bahan pembelajaran dari manapun baru akhirnya fokus. Jangan langsung early specialiser!

Ketujuh,

Pelajaran dari narasi Gita Wirjawan: Bukan kegemaran dan hype yang menentukan keberlanjutan sebuah inovasi, tapi masalah dan keterdesakan.

Kedelapan,

Di kala ada banyak orang yang memuja-muji dan membuat kita merasa di atas angin, maka sangat dibutuhkan orang-orang yang membuat kita kembali menjejak bumi!

Kesembilan,

Perlu rutin berefleksi bersama dengan mahasiswa. Tanyakan pada mereka: Hidupnya sekarang hidup gak? Apa yang membuat hidupnya hidup? Apa yang dia resahkan? Apa yang dia ingin pelajari tanpa harus disuruh-suruh?

Kesepuluh,

Krusial sekali untuk memiliki cara pandang helikopter agar tidak latah: dari makro ke mikro, dari hulu ke hilir, dari input ke outcome.

Keduabelas,

Salah satu strategi pengorganisasian: Menangkan hatinya, pengaruhi pikirannya. 

Ketigabelas,

Ajarlah aku Tuhan untuk melihat manusia dengan manusiawi: bukan dewa, juga bukan robot.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERI REFLEKSI APRIL-JUNI 2023

SERI REFLEKSI #5/2021: WHAT DOESN'T KILL YOU MAKES YOU STRONGER (NIETZSCHE)

SERI REFLEKSI #04/2021: BERTOLAKLAH KE TEMPAT YANG LEBIH DALAM DAN TEBARKAN JALAMU!