SERI REFLEKSI#4: PELITA MENERANGI SEKITARNYA KETIKA DITEMPATKAN DI KAKI DIAN, BUKAN DI BAWAH GANTANG

Berikut adalah refleksiku selama bulan Agustus 2020. Semoga bermanfaat!

Pertama, 
Milikilah kemampuan metakognisi: mampu mengukur diri sendiri, mengoreksi diri sendiri, menahan diri, menempatkan diri, menertawakan diri sendiri, dan mengampuni diri sendiri.

Kedua, 
Berada di menara gading itu penting untuk proses refleksi dan rekoleksi. Setelah energi spiritual dan keilmuan terkumpul, berpetualanglah ke hutan, susuri padang pasir, mendaki gunung, dan berlayar mengarungi lautan (aksi). Refleksi dan aksi adalah dua siklus tak terpisahkan.

Ketiga, 
Berfilsafat membuat kita memiliki kepekaan-kepekaan baru. Selalu sediakan waktu melamun sambil menjauhkan gawai.

Keempat,
Kunci ketangguhan: selalu persiapkan berbagai skenario rencana termasuk skenario terburuk serta siapkan tindakan dan mitigasi risiko untuk setiap skenario. Selain itu, atur ekspektasi terhadap orang lain dengan baik. Berikan ekspektasi sesuai porsi, jangan berlebihan. Mengatur ekspektasi dengan baik adalah salah satu cara untuk menyehatkan mental.

Kelima,
Kata kunci dari pola pikir digital adalah real time. Pola pikir real time mengindikasikan orang/organisasi yang responsif dan penuh inisiatif, lincah, dan proaktif menyelesaikan berbagai masalah dengan cepat dan tuntas.

Keenam,
Menjelaskan sesuatu pada orang harus berdasarkan pengetahuan rasional agar sistematis dan masuk akal. Tetapi, menggerakkan orang tidak cukup dengan pengetahuan rasional, tetapi harus dengan pengetahuan emosional (seni dan budaya, motivasi/inspirasi pengalaman) dan pengetahuan spiritual (nilai-nilai kearifan dan transfer energi spiritual).

Ketujuh,
Some advices from Vala Afshar (quoted from Twitter) to youth:
a. Read and write more,
b. No exercise can beat a poor diet,
c. Networking is about giving,
d. Practice public storytelling,
e. Stay teachable,
f. Find mentor,
g. Keep in touch with friends,
h. You are not your job,
i. Forgive first,
j. Do not spend what you do not have.

Kedelapan,
Ketika Naruto berhasil menguasai senjutsu dan mengalahkan enam Pain, dia berada pada level knowledge/skill. Tetapi, ketika Naruto akhirnya berhadapan dengan Nagato (Pain ketujuh) sambil berdamai dengan diri sendiri dan meluruhkan kebenciannya alih-alih membunuh Nagato, Naruto berhasil masuk ke level wisdom. Data-->Information-->Knowledge-->Wisdom.

Kesembilan,
Gus Dur: "Guru spiritualitas saya adalah realitas, dan guru realitas saya adalah spiritualitas."

Kesepuluh,
Fase belajar 1: Pemaksaan atau pendisiplinan sambil penyadaran. Fase belajar 2: Kerelaan dan inisiatif muncul karena sudah menyadari manfaat belajar. Fase belajar 3: Pembiasaan dan konsistensi. Fase belajar 4: menaikkan level pembelajaran serta pembaharuan kebiasaan/pengetahuan yang tidak relevan.

Kesebelas,
Because the devil is in the details. Banyak orang yang bisa berwacana umum dan normatif tetapi bermasalah di level operasional dan detail.

Keduabelas,
Dalam setiap pembuatan keputusanmu, bangunlah rumah di atas batu karang, bukan di atas pasir. Artinya, letakkan setiap keputusanmu pada landasan spiritual dan filosofis, bukan pertimbangan pragmatis dan oportunis (memuaskan ego dan golongan sendiri).

Ketigabelas, 
Dunia akan terus berubah. Tidak ada yang abadi. Tekanan eksternal akan terus datang. Ketidakpastian masih dan akan selalu menghantui. Tetapi, apa yang membuat manusia bisa bertahan di segala musim dan keadaan? Kemampuannya untuk belajar dan berkolaborasi. Kalau tidak mau dan ngeyelan? Ya sudah, bersiap saja untuk tidak relevan dan punah.

Keempatbelas,
Perubahan besar-besaran akan terjadi kalau semakin banyak orang yang bersedia menjadi showcase atau role model perubahan itu sendiri alih-alih sekadar berkoar-koar normatif. Actions speak louder than words. Hargai dan dampingi inisiatif-inisiatif perubahan yang dilakukan oleh orang lain. Juga, jadilah endorser untuk setiap karya-karya dan teladan-teladan baik yang dilakukan orang lain. Endorsement itu akan membuat pelita para role models tidak lagi di bawah gantang melainkan di atas kaki dian, setidaknya menerangi lingkaran terdekat dari para role models tersebut.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERI REFLEKSI APRIL-JUNI 2023

SERI REFLEKSI #5/2021: WHAT DOESN'T KILL YOU MAKES YOU STRONGER (NIETZSCHE)

SERI REFLEKSI #04/2021: BERTOLAKLAH KE TEMPAT YANG LEBIH DALAM DAN TEBARKAN JALAMU!