Biru Pasti Cerah (BPC)
Biru Pasti Cerah (BPC)
Saleum!
Horas! Mejuah-juah! Om swastyastu! Wa!
Perkenalkan,
aku adalah sebuah organisasi yang sudah berusia 64 tahun. Diumurku yang sudah
lebih dari setengah abad ini, asam garam perjuangan dalam mewujudkan mimpiku
untuk mewujudkan kedamaian, kesejahteraan, keadilan, keutuhan ciptaan dan
demokrasi di janabijana yang indah ini sudah kualami dan kujalani dengan tabah,
sekuat batu karang yang selalu diterpa gelombang lautan. Aku pun berusaha
terus-menerus berusaha melaksanakan perintah Pemilikku untuk menghalangi
pembangunan menara Babel kedua didalam tubuh maupun diluar tubuhku. Salah satu
pendiriku yaitu Johanes Leimena, atau yang akrab dipanggil Om Jo mengatakan
kalimat monumental berikut ini ketika melahirkanku: “Tindakan ini adalah suatu tindakan
historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan masyarakat Kristen khususnya. GMKI
menjadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan dan mungkin harus dilakukan
di Indonesia. GMKI jadilah suatu pusat, tempat latihan, dari mereka yang
bersedia bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia. GMKI bukan merupakan
suatu gessellschaft, tetapi ia adalah suatu gemeinschaft, persekutuan dalam
Kristus Tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik dalam gereja maupun dalam
nusa dan bangsa Indonesia. Sebagai suatu bagian daripada iman dan roh, ia
berdiri ditengah-tengah dua proklamasi: Proklamasi Kemerdekaan Nasional, dan
Proklamasi Tuhan Yesus Kristus dengan InjilNya, yaitu Injil Kehidupan, Kematian
dan Kebangkitan”.
Tetapi, aku sedih. Berduka dalam perasaan yang miris. Banyak sekarang
Anak Nasrani Indonesia tidak lagi mengenal siapa Johanes Leimena, Robert Wolter
Monginsidi, dan Macan Nasrani Indonesia (MNI) lainnya. Mereka hanya mengenal
Justin Bieber, Nikita Willy, Julia Perez, dan Manusia Tak Jelas (MTJ) lainnya.
Tugas untuk mempertanggungjawabkan warga negara surga dan warga negara Indonesia sudah semakin terkikis. Padahal,
biar kalian tahu bahwa akulah tempatnya dimana salib dimaknai dengan benar.
Karena, hidup kekristenan bukan hanya berdoa ketika ada masalah, tetapi juga
berbuat dan memihak pada mereka yang tertindas. Bukan dengan seolah-olah hanya
dengan berdoa maka bantuan turun dari langit. Kepala melangitlah mencari apa
tujuan surga menciptakan kamu, dan kaki memijak dengan kokoh memperjuangkan
syalomNya untuk ibu pertiwi.
Biru Pasti Cerah
(BPC). Biru itu memberikan kesan komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan,
perlindungan, inspirasi spiritual, tenang, kelembutan, dinamis, air, laut,
kreativitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan,
kekuatan dari alam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan,
ide, berbagi, idealisme, persahabatan dan harmoni, kasih sayang. Biru bagiku
adalah pengharapan. Bahwa aku hakkul yakin bahwa apa yang kulakukan mempunyai
hubungan langsung dengan Pemilikku. Aku yakin dalam melaksanakan misiku, akan
muncul berbagai harapan baru yang semua itu atas kehendak dan penyertaan
Kepalaku, Pemimpinku yang menjadikan semuanya baru. Baru dalam dalam arti bahwa
manusia, masyarakat, bangsa dan negara akan mendapat pertolongan, penyertaan
dari Nya. Aku berbuat untuk mengangkat harkat dan martabat hidup manusia menuju
kehidupan yang beradab, adil, benar dan sejahtera lahir dan batin. Cerahlah
hari esok.
Salib itu
anugerah. Salib itu adalah penderitaan Tuhan Yesus kepada umat manusia, yang
telah menderita, mati dan bangkit untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa.
Bagiku, Si Biru, harus berjuang dan berkorban untuk memperbaharui kehidupan
manusia dan masyarakat, menyelamatkan mereka-mereka yang menderita, yang
mendapat tekanan ekonomi, politik, dan pemerkosaan HAM. Inilah yang menjadi
tugas utamaku dan anggotaku yang adalah mahasiswa-mahasiswa.
Sebab,
menjadi mahasiswa itu tidak mudah. Kebanyakan, masih siswa walau sekarang duduk
dalam Perguruan Tinggi. Mahasiswa bukan mesin dan bukan robot. Mahasiswa adalah
pemikir bebas yang bebas menentukan sikap tanpa harus diikat oleh mekanisasi
peraturan. Sifat-sifat kemahasiswaan adalah kelompok inteligensia muda yang
sedang membentuk diri akan nampak sikap kepolosan, lugu, ingin tahu, analitis,
suasana belajar mengajar, disiplin, mencari hasil yang terbaik, amatir,
sederhana, dan merakyat. Jadi HANYA dalam diriku, Mahasiswa Nasrani Indonesia
MENJADI BETUL-BETUL MANUSIA dan mengerti tugas dan tanggungjawabnya sebagai
Penyampai Berita Keselamatan [dengan
tidak kaku dan tidak seolah-olah penyampai itu sendiri adalah Tuhan] dan
sebagai Pembaharu Janabijana. Oleh
karena itu, aku adalah gerakan gerakan Nasionalisme, gerakan Ekumenisme,
gerakan pemikiran, gerakan pembaharuan, gerakan ekperimentasi, dan konsep
amatir yang menggambarkan pola dan langgam kerja mahasiswa yang senantiasa
loyal, gotong-royong/bermapalus/bermasohi. Nilai-nilai ku adalah apa yang
menjadi pedoman/tingkah laku kader yang senantiasa harus nampak dalam
aktivitasku. Nilai-nilai tersebut meliputi Panca Kegiatan yaitu
berdoa/beribadah, belajar, bersaksi, bersosial, berkreasi, dan Tri Panji yakni
tinggi iman, tinggi ilmu, dan tinggi pengabdian.
Mahasiswa
Kristen semua, ikutlah aku. Gerakan kita Tuhan yang serta, padaNya kita
berbakti. Agar bawa terang cintaNya, dalam dunia mahasiswa. Biar mereka terima
padaNya dan hidup berbahagia. Hai dengarlah suaraNya, memanggil kamu. Ikutlah
menangkan jiwa, bagi Juru S’lamatmu. Kristuslah yang pimpin, agar semua satu
adanya. Ut Omnes Unum Sint, itulah amsal kita.
Bangkitlah,
menjadi taruklah bagi bangsa ini! Jangan goyah sebab dalam persekutuan dengan
Tuhan, jerih payah kita tidak akan sia-sia! Biru Pasti Cerah! Sambutlah hari
yang cerah bersamaku dan menjadilah cerah bagi dunia ini. Sebab, garam bukan
untuk mengasinkan lautan ataupun terang menerangi matahari. Syalom!
*Saleum! = Halo dalam Bahasa Aceh
*Horas! = Halo dalam Bahasa Batak Toba
*Mejuah-juah! = Halo dalam Bahasa Karo
*Om swastyastu! = Halo dalam Bahasa Bali
*Wa! = Halo dalam Bahasa Papua
*Janabijana= Tanah Tumpah Darah
Komentar
Posting Komentar